Jumat, 16 Juni 2017

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI


RESUME MATERI PERTEMUAN KE 9 SENI RUPA

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

DUNIA ANAK DUNIA BERMAIN

 

Bermain sangat lekat dengan kehidupan anak yang menyenangkan dan menjadikan mereka lebih ceria. Namun kebanyakan masyarakat kita masih beranggapan bahwa bermain sebagai suatu kegiatan yang hanya membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat. Tentu saja anggapan ini salah, karena dalam bermain banyak hal yang dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan bagi anak.

Orangtua juga berperan serta untuk terlibat dalam permainan, mendampingi, dan mendukung kegiatan bermain yang dilakukan anak, juga merangsang anak untuk mengoptimalkan fungsi permainan terhadap aspek-aspek perkembangannya. Permainan memberi efek ke arah perkembangan anak, maka permainan yang mengarah pada perkembangan yang negatif dapat dikontrol, contohnya sikap agresif. Perlu diingat bahwa permainan adalah milik anak, orangtua jangan sampai mendominasi sehingga mengakibatkan kunci permainan yaitu “kesenangan” menjadi hilang.

Dunia anak merupakan dunia bermain sehingga antara anak dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, bermain bagi anak diibaratkan sebagai bekerjanya bagi orang dewasa (Solehuddin, 2000: 87; Kurniati, 2008:1).

Sugianto (Kurniati, 2008:2) menyatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang terjadi secara ilmiah pada anak.Pendapat lainnya mengenai bermain yaitu menjelaskan bahwa bermain merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan melalui cara yang menyenangkan dan untuk mendapatkan kesenangan (Hurlock, 1995:320; Docket dan Fleer, 2000:14).

Ada banyak hal yang diperoleh anak melalui bermain seperti yang diungkapkan olehTedjasaputra (2001:38) bahwa bermain dapat memberikan pengalaman bagi anak untuk bersosialisasi dengan orang lain,memper luas kosakata bahasa anak, juga untuk membantu anak dalam menyalurkan perasaan-perasaan tertekan dan mengurangi rasa trauma atau konflik yang dialami anak.

Selain itu, melalui bermain tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi sosial, motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, nilai, dan sikap hidup

anakakan terpenuhi(Hurlock, 1995:323).

Manfaat bermain yang sangat besar bagi perkembangan anak seperti yang

telah diuraikan di atas menjadikan bermain sebagai alat belajar utama dan merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan diri anak (Soleh

uddin, 2000: 87; Kurniati, 2008: 1-2).Hal tersebut memberikan penekanan bahwa dalam pemberian stimulasi pada anak usia dini sebaiknya menggunakan pendekatan bermain.

Pemberian stimulasi pada anak, termasuk melalui pendekatan bermain, seyogyanya dapat diberikan sejak dini karena menurut beberapa ahli 80% potensi

hidup manusia terbentuk ketika usia dini yaitu pada kisaran usia 0-8 tahun.

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang diperoleh anak lewat bermain:

1. Perkembangan fisik: kesehatan dan kekuatan otot tubuh.

2. Ketrampilan motorik: gerakan tubuh, ketrampilan jari-jemari

3. Perkembangan kognitif: atensi, konsentrasi, daya ingat, daya nalar, bahasa, mengenali dan memahami berbagai konsep dasar sebagai cikal bakal mempelajari matematika, membaca, menulis, dll

4. Perkembangan sosial dan emosional: bersosialisasi dengan teman sebaya, tenggang rasa, peduli dan bekerjasama dengan orang lain, ketekunan, tidak mudah menyerah, kendali diri, memecahkan masalah, dll.

Melalui berbagai macam aktivitas bermain, anak melatih kemampuan fisik dan motoriknya, mematangkan emosi dan mengasah keterampilan sosialnya, memperlancar komunikasinya, juga mengembangkan kognitifnya.

 

Sumber:

http://repository.upi.edu/11547/4/S_PAUD_0903887_Chapter%201.pdf

http://www.bimba-aiueo.com/dunia-anak-adalah-dunia-bermain/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar